Rabu, Mei 23, 2007

PROGRAM KERJA


BEASISWA LPMAK
Bekerjasama dengan LPMAK sebagai mitra kerja, menyalurkan beasiswa bagi mahasiswa dan Pelajar penerima beasiswa dari 7 suku di areal penambangan PT. Freeport Indonesia, pembinaan dan pendampingan bagi mahasiswa dan pelajar penerima beasiswa yang berada di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Bandung Jawa Timur dan Bali.
LPMAK juga menyerahkan pengelolaan asrama pelajar Putra dan Putri di Semarang kepada Yayasan Binterbusih.

BEASISWA PEMKAB PEGUNUNGAN BINTANG
Dalam menyalurkan beasiswa, pendampingan dan pembinaan kepada Peserta Program beasiswa dari LPMAK, Binterbusih juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dalam melakukan penyaluran beasiswa, pembinaan dan pendampingan kepada mahasiswa dan Pelajar asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang Studi di Jawa.

LKTD (Latihanan Kepemimpinan Tingkat Dasar)
Menunjang pencapaian kader pembangun muda asal Papua, melalui pelatihan kepemimpinan tingkat dasar yang meliputi pembelajaran dan kecakapan kemandirian, kepemimpinan yang bermoral, komunikatif dan demokratis dalam berorganisasi, untuk membangun masyarakat Papua.

LKTL (Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut)
Menunjang pencapaian kader pembangun muda asal papua, melalui pelatihan kepemimpinan tingkat lanjut yang memiliki visi, misi, strategi dan mampu bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik.

KEWIRAUSAHAAN
Membekali mahasiswa asal Papua dengan berbagai pemahaman dan ketrampilan wirausaha dan menumbuhkan wirausaha baru bagi mahasiswa asal Papua di Jawa dan Bali. Orientasi & Adaptasi Mahasiswa Baru Kegiatan ini memiliki tujuan agar mahasiswa baru belajar, menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, memperluas wawasan dan belajar mandiri sehingga dapat bersaing dalam era globalisasi dan bisa menjadi pemimpin yang mampu membangun tanah Papua tercinta.

Kesehatan Masayarakat (IMS-HIV/AIDS)
Program ini dilakukan atas kerjasama ASA-FHI dengan Binterbusih untuk memberikan pemahaman dan melakukan kampanye tentang bahaya IMS-HIV/AIDS, upayah yang harus dilakukan untuk menghindari bahaya IMS-HIV/AIDS bagi mahasiswa dan masyarakat Papua di Jawa dan Bali guna menekan perkembangan HIV/AIDS di tanah Papua. Program ini berlangsung sejak tahun 2005 dan berakhir pada tahun 2008.

Rabu, Mei 16, 2007

PROFIL BINTERBUSIH

VISI dan MISI
Mengadakan sejumlah upayah yang perlu demi kemajuan masyarakat dan pembangunan daerah Papua. Berusaha membina dan menyiapkan sejumlah kader pembangun muda usia, putra daerah Papua, terpelajar, bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkesadaran serta berkepribadian nasional.

LATAR BELAKANG

Yayasan Binterbusih (Bina Teruna Bumi Cedrawasih) didirikan pada tanggal 12 Januari 1988, Binterbusih merupakan Yayasan yang bersifat social edukatif, independent terhadap semua kelompok politik, ekonomi social, budaya yang ada serta tidak bernaung dibawah idiologi politik manapun.
Pendirian Binterbusih diprakarsai oleh sejumlah rohaniwan muda asal Papua yang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta diantaranya Bp. Teddy Kedeikoto, Bp. Karl Lukas Degey, Pastor Yonatan Fatem, Pastor Natalis Gobay. Mereka prihatian terhadap situasi mahasiswa Papua yang sedang melanjutkan studi di Jawa.
Pasra rohaniawan melihat bagaimana mahasiswa Papua harus berjuang untuk menyesuaikan diri dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, apalagi dalam soal pembinaan diri masih sangat kurang.
Menyadari akan hal itu, bila menginginkan pembangunan Papua berhasil dan dinikmati oleh masyarakat Papua sendiri,maka mahasiswa Papua harus disiapkan dan dibina dengan baik, agar masyarakat Papua kelak dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan, tidak menjadi penonton didaerahnya.
Binterbusih selama 20 tahun menjalankan misinya untuk mendampingi pelajar dan mahasiswa asal Papua yang sedang menempuh studi di beberapa perguruan tinggi di Jawa dan Bali.selama kurun waktu tersebut telah banyak menyelenggarakan program untuk mempersiapkan generasi muda Papua menjadi kader pembangunan di daerahnya melalui pembinaan kepemimpinan, intelektualitas, spiritualitas, kewirausahaan, penanggulangan IMS-HIV/AIDS maupun beasiswa/bantuan studi
.