Acara peresmian tersebut dihadiri juga oleh Ketua DPR Kabupaten Mimika, Bapeda Mimika, perwakilan LPMAK, LEMASA (Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme), LEMASKO (Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro), PTFI, Pemerintah Kota Madya Semarang, Direktur dan staf Yayasan Binterbusih, maupun mahasiswa dari berbagai kota studi di Jawa.

Bupati Mimika dalam sambutannya mengatakan bahwa para pejabat di Papua sebagian besar adalah orang yang keluaran asrama. "Asrama adalah tempat belajar dan tempat pembentukan mental, disiplin, dan kerja keras. Anak-anak kami dibentuk dan dibina di asrama ini, dengan harapan mereka ini akan mengubah image buruk terhadap masyarakat Mimika dan akan mampu mengungkap dan mengelola potensi alam Papua," ujarnya. Beliau juga meninggalkan pesan kepada masyarakat sekitar asrama dan pemerintah kota Semarang, "Saya menitipkan anak-anak saya, tolong dibina dan diarahkan."

Drs. Paulus Sudiyo, direktur Yayasan Binterbusih dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada PTFI yang mengalokasikan dana kepada LPMAK, dengan demikian LPMAK dapat mendukung dana sehingga asrama ini bisa berdiri. "Asrama ini adalah Asrama Putra Mimika, dengan penghuni saat ini sebanyak 48 siswa yang sedang sekolah di SMP, SMA, dan SMK di Semarang," jelasnya. "Tanah yang masih tersisa akan dibangun Asrama Putri Timika, lengkap dengan fasilitas olah raga," tambahnya (roman)
0 komentar:
Posting Komentar